Ada Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Jawa-Bali, Apindo: Belum Tentu Kasus Positif Covid-19 Turun

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebutkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa wilayah Jawa dan Bali Senin pekan depan akan bikin kerugian tambah besar karena belum tentu kasus positif Covid 19 turun. Dewan Pertimbangan Apindo Christ Kanter mengatakan, pemerintah mengambil langkah itu memang untuk menekan kasus positif virus Covid 19 yang kian meningkat. Selain itu, Christ menjelaskan, apalagi semua rumah sakit juga sudah dalam kapasitas penuh, sehingga mau tidak mau harus ada kebijakan PSBB baru.

Namun, dia mengungkapkan, sebenarnya lebih baik kebijakan penguncian aktivitas total atau lockdown dari Sabang hingga Merauke ketimbang PSBB Jawa Bali. "Penerapan lockdown harus total dan bukan parsial seperti yang sekarang berlaku karena kesehatan rakyat adalah prioritas tertinggi," katanya. Sementara itu, meski lockdown dampaknya untuk ekonomi pastinya akan sangat menderita, tapi itu hanya di awal saja.

Dia menyarankan, pemerintah juga harus turun langsung memberikan bantuan sosial yang tepat sasaran selama periode lockdown, sehingga pemulihan ekonomi bisa seperti huruf V, bukan lambang Nike layaknya melalui kebijakan PSBB. "Pemerintah harus fokus dalam bantuan di semua aspek, sekarang ini kan bocornya sangat besar, tapi apapun itu, kondisi rakyat yang terinfeksi sudah sangat tinggi. Contohnya di Amerika Serikat, kasus positif Covid 19 22 juta, tapi yang sudah di tes 265 juta orang atau 8,5 persen dari populasi, sementara kasus positif Covid 19 di Indonesia 797 ribu dari yang di tes 7,7 juta orang atau artinya 10,4 persen dan masalah yang paling darurat yakni semua rumah sakit dan ICU penuh," pungkas Christ.